Antara TPP dan BOS

Standar

Usaha pemerintah dalam mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan membidik dua sasaran penting yaitu dengan memberi tunjangan 1 x gaji bagi tenaga pendidik dan memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah bagi lembaga pendidikan. Dari dua aspek garapan tadi tentu endingnya harus pada peningkatan mutu. Namun di lapangan tentu tidak seperti yang ada dalam bayangan kita semua. Guru yang menerima TPP masih belum memberi sebuah perubahan yang signifikan sementara BOS belum banyak menyentuh kebutuhan dasar di stiap lembaga.
Fenomena yang terjadi ketika seorang guru senior, yang telah lama mengabdi, begitu menerima tunjangan dianggapnya sebuah anugerah atas jerih payahnya selama ini yang sudah dilakukan puluhan tahun. Artinya setelah TPP diterima mereka tidak banyak bergerak memposisikan diri sebagi agen perubahan seperti yang diharapkan.
Sementara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam kenyataanya tidak sebanding dengan kebutuhan sekolah. Apalagi harus berimbang dengan jumlah murid yang ada. Hal ini tidak memungkinkan bagi sekolah yang ingin berkembang dalam hal sarana pembelajaran. Betapa tidak, BOS hanya cukup untuk kebutuhan rutin semisal biaya ulangan, ATK, dan buku ajar. Sementara sistem pembelajaran sudah mengarah pada IT (teknologi Informasi) dengan daya dukung sarana komputer dll. Kapan kebutuhan ini akan terpenuhi sementara BOS sendiri pencairannya tidak setiap bulan ? dan kapan sekolah-sekolah yang minim jumlah siswa bisa memiliki sarana yang lengkap sementara tidak ada kontribusi masyarakat (sekolah gratis) ?

Tinggalkan komentar